Senyum
Kebahagiaan untuk Farah
Tiada orang
tua bukan alasan menjadi patah semangat dan putus asa. Farah adalah seorang
gadis desa yang sangat manja terhadap ayahnya. Setelah kepergian ayahnya farah
merasa hancur, tetapi berkat dukungan dari orang – orang yang menyayangi, Farah
dapat bangkit untuk semangat.
Saat
itu Farah duduk dikelas XII SMA. Farah mempunyai mimpi agar bisa melanjutkan
kuliah di sebuah Universitas negeri. Walaupun ayah dan ibunya telah tiada tapi
itu tidak menjadi penghalang baginya. Farah yakin, Farah bisa mewujudkan
mimpinya.
Suatu
ketika pendaftaran beasiswa dibuka dan Farah disarankan guru – gurunya untuk
mendaftarkan dirinya, akan tetapi Farah menjadi ragu karena bertengkar dengan
temannya. Hingga ada seorang guru bernama ibu Siti mengetahui apa yang membuat
farah ragu mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswa. Ibu Siti menemui farah
dan memberikan motivasi agar Farah mau mendaftarkan dirinya. Hasilnya Farah pun
berubah fikiran dan ikut mendaftarkan dirinya untuk memperoleh beasiswa.
Beberapa
hari kemudian Farah dan beberapa temannya yang ikut mendaftarkan diri untuk
memperoleh beasiswa lupa tidak mengambil hasil cetakan kartu SNMPTN. Seorang guru
dan juga sebagai wakil kepala sekolah
bernama pak Saiful marah dan Farah beserta teman – temannya menghadap
pada pak Saiful. Karena Farah anak yang manja, cengeng, dan penakut, farah pun
menangis dibersembunyi dibelakang teman – temannya sambil mendengarkan nasehat
pak Saiful.
Keesokan
harinya setelah Ujian Sekolah selesai, Farah dipanggil seorang guru dan juga
sebagai pembinanya dari grup rebana
modern bernama pak Eko. Farah bergegas menghampiri pak eko didepan kantor guru,
disana terlihat pak eko duduk dengan pak Budi guru bahasa Inggris dan juga
sebagai guru bagian kesiswaan. Pak Eko minta bantuan Farah agar mau mengikuti
kegiatan rebana modern untuk memainkan sebuah orgen pada saat acara malam
kytanan di suatu desa lain. Akan tetapi Farah menolak dengan raut wajah sedih
dan pak ekopun memohonnya dengan sangat. Disini pak Budi tidak hanya diam
tetapi menenangkan dan memberi motivasi farah atas kejadian kemaran saat
dimarahi pak Saiful. Dan akhirnya Farah setuju dan mau mengikuti kegiatan
tersebut demi guru – gurunya dan nama baik sekolahnya.
Saat
– saat yang ditunggupun datang, dimana hari pengumuman hasil siswa yang
diterima di Universitas Negeri. Farah terkejut saat mendapatkan pesan dari
seorang guru yang pernah menegur farah dan beberapa temannya yaitu pak saiful
memberikan selamat atas diterimanya Farah di Universitas Negeri di Jawa Timur. Rasa
terkejut, haru, dan bahagiapun dirasakan oleh Farah. Kebahagiann farah tidak
dapat diungkapkan degan kata – kata tak hanya pak saiful yang memberikan
selamat tetapi guru – guru yang lainnya, orang yang menyayangi Farah, bahkan
kepala sekolahnya juga ikut memberikan selamat dan senyuman untuk Farah.
“Meskipun
ayah dan ibu tiada itu tidak menjadi penghalang untuk sukses, yang terpenting
niat,berusaha dengan sungguh – sungguh dan berdo’a insyaAllah mimpi jadi nyata”. Kata
Farah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar