Jumat, 20 Februari 2015

senyum kebahagiaan untuk Farah


Senyum Kebahagiaan untuk Farah
 
Tiada orang tua bukan alasan menjadi patah semangat dan putus asa. Farah adalah seorang gadis desa yang sangat manja terhadap ayahnya. Setelah kepergian ayahnya farah merasa hancur, tetapi berkat dukungan dari orang – orang yang menyayangi, Farah dapat bangkit untuk semangat.
          Saat itu Farah duduk dikelas XII SMA. Farah mempunyai mimpi agar bisa melanjutkan kuliah di sebuah Universitas negeri. Walaupun ayah dan ibunya telah tiada tapi itu tidak menjadi penghalang baginya. Farah yakin, Farah bisa mewujudkan mimpinya.
          Suatu ketika pendaftaran beasiswa dibuka dan Farah disarankan guru – gurunya untuk mendaftarkan dirinya, akan tetapi Farah menjadi ragu karena bertengkar dengan temannya. Hingga ada seorang guru bernama ibu Siti mengetahui apa yang membuat farah ragu mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswa. Ibu Siti menemui farah dan memberikan motivasi agar Farah mau mendaftarkan dirinya. Hasilnya Farah pun berubah fikiran dan ikut mendaftarkan dirinya untuk memperoleh beasiswa.
          Beberapa hari kemudian Farah dan beberapa temannya yang ikut mendaftarkan diri untuk memperoleh beasiswa lupa tidak mengambil hasil cetakan kartu SNMPTN. Seorang guru dan juga sebagai wakil kepala sekolah  bernama pak Saiful marah dan Farah beserta teman – temannya menghadap pada pak Saiful. Karena Farah anak yang manja, cengeng, dan penakut, farah pun menangis dibersembunyi dibelakang teman – temannya sambil mendengarkan nasehat pak Saiful.
          Keesokan harinya setelah Ujian Sekolah selesai, Farah dipanggil seorang guru dan juga sebagai pembinanya  dari grup rebana modern bernama pak Eko. Farah bergegas menghampiri pak eko didepan kantor guru, disana terlihat pak eko duduk dengan pak Budi guru bahasa Inggris dan juga sebagai guru bagian kesiswaan. Pak Eko minta bantuan Farah agar mau mengikuti kegiatan rebana modern untuk memainkan sebuah orgen pada saat acara malam kytanan di suatu desa lain. Akan tetapi Farah menolak dengan raut wajah sedih dan pak ekopun memohonnya dengan sangat. Disini pak Budi tidak hanya diam tetapi menenangkan dan memberi motivasi farah atas kejadian kemaran saat dimarahi pak Saiful. Dan akhirnya Farah setuju dan mau mengikuti kegiatan tersebut demi guru – gurunya dan nama baik sekolahnya.
          Saat – saat yang ditunggupun datang, dimana hari pengumuman hasil siswa yang diterima di Universitas Negeri. Farah terkejut saat mendapatkan pesan dari seorang guru yang pernah menegur farah dan beberapa temannya yaitu pak saiful memberikan selamat atas diterimanya Farah di Universitas Negeri di Jawa Timur. Rasa terkejut, haru, dan bahagiapun dirasakan oleh Farah. Kebahagiann farah tidak dapat diungkapkan degan kata – kata tak hanya pak saiful yang memberikan selamat tetapi guru – guru yang lainnya, orang yang menyayangi Farah, bahkan kepala sekolahnya juga ikut memberikan selamat dan senyuman untuk Farah.
          “Meskipun ayah dan ibu tiada itu tidak menjadi penghalang untuk sukses, yang terpenting niat,berusaha dengan sungguh – sungguh  dan berdo’a insyaAllah mimpi jadi nyata”. Kata Farah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar